Postingan

Menampilkan postingan dari 2017

Gugus Pergi dan Pengaruh Gugus Tetangga

Gambar
Pada  kimia organik  maupun  anorganik , substitusi nukleofilik adalah suatu kelompok dasar  reaksi   substitusi , dimana sebuah  nukleofil  yang "kaya" elektron, secara selektif berikatan dengan atau menyerang muatan positif dari sebuah  gugus kimia  atau atom yang disebut  gugus lepas  (leaving group). Reaksi substitusi nukleofilik sangat umum dijumpai pada kimia organik, dan reaksi-reaksi ini dapat dikelompokkan sebagai reaksi yang terjadi pada karbon  alifatik , atau pada karbon  aromatik  atau karbon tak jenuh lainnya (lebih jarang). Menurut  kinetikanya , reaksi substitusi nukleofilik dapat dikelompokkan menjadi reaksi  SN1  dan  SN2 . Gugus pergi (Leaving groups): gugus pergi yang baik diperlukan seperti halida (-X) atau tosilat karena “gugus pergi” jelas terlibat dalam tahap pembentukan karbokation. Hati-hati terhadap reaksi penataan ulang (baik geseran hidrida maupun metida) pada jalur SN1 karena ingat di sini terjadi pembentukan karbokation sebagai zat intermed

Pembentukan ikatan C-C, Penyerangan Elektrofilik dan Nukleofilik

Karbon adalah salah satu dari beberapa elemen yang dapat membentuk rantai panjang atom sendiri, yang disebut katenasi. Hal ini ditambah dengan kekuatan ikatan karbon-karbon menimbulkan sejumlah besar bentuk molekul, banyak yang merupakan elemen struktural penting dari kehidupan, sehingga senyawa karbon memiliki bidang mereka sendiri studi: kimia organik. Ikatan karbon-karbon adalah ikatan kovalen antara dua atom karbon. Bentuk yang paling umum adalah ikatan tunggal: ikatan yang tersusun atas dua elektron, satu dari masing-masing dua atom. Ikatan tunggal karbon-karbon adalah ikatan sigma dan dikatakan terbentuk dari satu orbital hibrid dari masing-masing atom karbon. Dalam etana, orbital sp3 adalah orbital hibrid, tetapi ikatan tunggal terbentuk antara atom karbon dengan hibridisasi lain memang terjadi (misalnya sp2 ke sp2). Bahkan, atom karbon dalam ikatan tunggal tidak perlu dari hibridisasi yang sama. Percabangan juga sering terjadi pada C-C kerangka. Atom karbon yang berbeda dapat

Reaksi Substitusi Kedua pada Cincin Aromatik, Pengarah orto, meta, para

Gambar
Benzena merupakan senyawa yang kaya akan elektron, sehingga sifat yang menonjol dari benzena adalah mudah untuk melakukan substitusi elektrofilik. Reaksi dapat belangsung jika reagen elektrofil E+ (suka elektron) menyerang cincin aromatis dengan mengganti salah satu atom hidrogen. Beberapa reaksi substitusi yang sering dijumpai pada cincin benzena adalah halogenasi, nitrasi, sulfonasi, alkilasi, alkilasi Friedel-Crafts, dan asilasi Friedel-Crafts. Reaksi yang paling utama dari senyawa aromatik adalah reaksi substitusi aromatik elektrofilik. Suatu elektrofilik digambarkan sebagai (E+) yang akan bereaksi dengan cincin aromatic dengan menggantikan satu atom hidrogen. Banyak substituen yang dapat bereaksi dengan senyawa aromatik melalui reaksi substitusi elektrofilik. Bergantung dari reagennya, aromatik dapat bereaksi dengan halogen (—F, —Cl, —Br, dan —I), nitrat (gugus –NO2), sulfonat (gugus —SO3H), alkil (—R), dan asil (—COR). Dengan menggunakan beberapa bahan baku yang sederhana, rek

Persamaan Hammet

Gambar
Suatu reaksi polar terjadi karena interaksi antara sebuah nukleofil dengan sebuah elektrofil. Kekuatan interaksi dan afinitas reaksi tersebut umumnya dikuasai oleh kekuatan nukleofil dan elektrofil pereaksi. Gugus substituen yang tidak mengalami reaksi namun berlokasi di dekat pusat reaksi mengganggu kekuatan tersebut melalui penarikan elektron atau penyumbangan elektron. Substituen pemberi elektron meningkatkan kekuatan nukleofil (kebasaan) dan menurunkan kekuatan elektrofil (keasaman); hal yang sebaliknya terjadi pada substituen penarik elektron yang akan meningkatkan kekuatan elektrofil dan menurunkan kekuatan nukleofil pereaksi. Pada tahun 1937 Hammett mengusulkan suatu hubungan kuantitatif untuk menghitung pengaruh substituen terhadap reaktivitas molekul, hubungan ini disebut persamaan Hammett. dengan k = tetapan hidrolisis ester tersubstitusi meta atau para, k o = tetapan hidrolisis yang bekaitan dengan senyawa tak tersubstitusi,                             σ = tetap

Keasaman dan Kebasaan Senyawa Organik

     Keasaman dan kebasaan merupakan sifat nisbi molekul. Senyawa tertentu bisa saja merupakan suatu asam dalam hubungannya dengan suatu zat dan merupakan suatu basa dalam hubungannya dengan zat zat yang lain lagi. Menurut definisi Bronsted-Lowry : -      Asam adalah pemberi proton atau donor proton. -      Basa adalah penerima proton Sebagian besar senyawa organik tidak bersifat asam didalam medium berair. Ikatan C-H yang khas sama sekali bukan sumber sumber proton dalam hubungannya dengan air sebagai basa. Tetapi adalah suatu hal yang mungkin untuk memindahkan proton dari sebagian besar senyawa organik “netral” dengan menggunakan basa yang cukup kuat di dalam medium tak berair. Keasaman asam kuat biasanya diukur di dalam medium bersifat asam, dan kemudian nilainya dihubungkan dengan skala air. Keasaman asam organik lemah umumnya ditentukan dalam pelarut organik dan dapat dihubungkan dengan medium berair. Data dari berbagai sumber dicari hubungannya untuk memperoleh himpuna

Aromatisitas

Gambar
Semua senyawa organik merupakan turunan dari golongan senyawa yang dikenal sebagai hidrokarbon (hydrocarbon) sebab senyawa tersebut terbuat hanya dari hidrogen dan karbon. Berdasarkan strukturnya, hidrokarbon dibagi menjadi dua golongan utama, yaitu alifatik dan aroatik. Hidrokarbon alifatik (aliphatic hydrocarbon) tidak mengandung gugus benzene, atau cincin benzene, sedangkan hidrokarbon aromatic (aromatic hydrocarbon) mengandung satu atau lebih cincin benzene. Senyawa aromatis adalah senyawa siklis yg memiliki sistem ikatan ganda dua terkonjugasi dengan jumlah elektron π = (4 n + 2). Senyawa tersebut merupakan senyawa hidrokarbon yang memiliki rantai karbon tertutup dan mengandung dua atau lebih ikatan rangkap yang letaknya berselang seling. -      Sifat fisik ·   zat cair tidak berwarna ·   memiliki bau yang khas  ·   mudah menguap ·   benzene digunakan sebagai pelarut  ·   tidak larut dalam pelarut polar seperti air tetapi larut dalam senyawa yang kurang polar sepert