Pembentukan ikatan C-C, Penyerangan Elektrofilik dan Nukleofilik
Karbon adalah salah satu dari beberapa elemen yang dapat membentuk rantai panjang atom sendiri, yang disebut katenasi. Hal ini ditambah dengan kekuatan ikatan karbon-karbon menimbulkan sejumlah besar bentuk molekul, banyak yang merupakan elemen struktural penting dari kehidupan, sehingga senyawa karbon memiliki bidang mereka sendiri studi: kimia organik.
Ikatan karbon-karbon adalah ikatan kovalen antara dua atom karbon. Bentuk yang paling umum adalah ikatan tunggal: ikatan yang tersusun atas dua elektron, satu dari masing-masing dua atom. Ikatan tunggal karbon-karbon adalah ikatan sigma dan dikatakan terbentuk dari satu orbital hibrid dari masing-masing atom karbon. Dalam etana, orbital sp3 adalah orbital hibrid, tetapi ikatan tunggal terbentuk antara atom karbon dengan hibridisasi lain memang terjadi (misalnya sp2 ke sp2). Bahkan, atom karbon dalam ikatan tunggal tidak perlu dari hibridisasi yang sama.
Percabangan juga sering terjadi pada C-C kerangka. Atom karbon yang berbeda dapat diidentifikasi sehubungan dengan jumlah karbon tetangga:
1) Atom karbon primer: satu atom karbon tetangga
2) Atom karbon sekunder: dua atom karbon tetangga
3) Tersier atom karbon: tiga atom karbon tetangga
4) Kuartener atom karbon: empat atom karbon tetangga
Reaksi ikatan pembentukan karbon-karbon adalah reaksi organik di mana ikatan karbon-karbon baru terbentuk.
Pembentukan Ikatan C-C
1 . Melalui reaksi radikal bebas
Tidak terkendali, dapat melakukan reaksi berantai (tidak digunakan dalam sintesis).
2 . Melalui reaksi antara C+ dengan C-
Lebih terkendali (digunakan dalam sintesis).
Contoh lain reaksi yang membentuk ikatan karbon-karbon adalah reaksi Aldol, reaksi Diels-Alder, penambahan reagen Grignard ke grup karbonil, reaksi Heck, reaksi Michael dan reaksi Wittig.
Penyerangan Elektrofilik dan Nukleofilik
Reaksi substitusi adalah reaksi penggantian atom atau gugus atom oleh atom atau gugus atom lain. Jadi dalam reaksi substutisu suatu atom atau gugus atom yang terdapat dalam rantai utama akan meninggalkan rantai utama tersebut dan tempatnya yang kosong akan diganti oleh atom atau gugus atom yang lain. Berdasarkan pereaksi yang yang dipergunakan, reaksi substitusi dapat dibedakan menjadi (a) reaksi substitusi radikal bebas; (b) reaksi substitusi nukleofilik; dan (c) reaksi substitusi elektrofilik.
Reaksi Substitusi Elektrofilik
Reaksi susbtitusi dapat berlangsung secara substitusi pertama, kedua, ketiga dan seterusnya. Substitusi elektrofil dapat pada senyawa alifatik maupun aromatik. Untuk susbtitusi elektrofil alifatik salah satunya dapat berlangsung raksi substitusi karbonil alfa.
Reaksi substitusi elektrofilik merupakan reaksi pergantian elektrofil. Elektrofil merupakan kebalikan dari nukleofil. Elektrofil merupakan spesi yang tertarik pada muatan negatif. Jadi elektrofil merupakan suatu asam Lewis. Pada umumnya reaksi substitusi elektrofilik yang disubstitusi adalah H+ atau asam Lewis. Reaksi SE dapat terjadi pada senyawa benzena atau benzena tersubstitusi. Contoh reaksi SE benzena, meliputi: nitrasi, sulfonasi, halogenasi, alkilasi, asilasi, reaksi substitusi elektrofilik substituen EDG benzena monosubstitusi, reaksi substitusi elektrofilik substituen EWG benzena monosubstitusi dan reaksi substitusi elektrofilik benzena disubstitusi.
Reaksi Substitusi Nukleofil
Sebuah spesies (ion atau molekul) yang tertarik kuat ke sebuah daerah yang bermuatan positif pada sesuatu yang lain. Nukleofil dapat berupa ion negatif penuh, atau lainnya yang memiliki muatan kuat di suatu tempat pada sebuah molekul. Nukleofil juga dapat berperilaku sebagai basa Lewis. Penyerangan nukleofilik dapat berlangsung salah satunya melalui reaksi substitusi.
Reaksi substitusi nukleofilik terjadi apabila gugus yang mengganti merupakan pereaksi nukleofil. Contoh reaksi substitusi nukleofilik adalah reaksi antara etanol dengan asam bromida menghasilkan etil-bromida.
Reaksi Substitusi Nukleofilik Suatu nukleofil (Z:) menyerang alkil halida pada atom karbon hibrida-sp3 yang mengikathalogen (X), menyebabkan terusirnya halogen oleh nukleofil. Halogen yang terusir disebut gugus pergi. Nukleofil harus mengandung pasangan elektron bebas yang digunakan untuk membentuk ikatan baru dengan karbon. Hal ini memungkinkan gugus pergi terlepas dengan membawa pasangan elektron yang tadinya sebagai elektron ikatan. Ada dua persamaan umum yang dapat dituliskan:
Contoh masing-masing reaksi adalah:
Mekanisme Reaksi Substitusi Nukleofilik Pada dasarnya terdapat dua mekanisme reaksi substitusi nukleofilik. Mereka dilambangkan dengan SN2 dan SN1.
Mekanisme SN2 adalah proses satu tahap yang dapat digambarkan sebagai berikut:
Nukleofil menyerang dari belakang ikatan C-X. Pada keadaan transisi, nukleofil dan gugus pergi berasosiasi dengan karbon di mana substitusi akan terjadi. Pada saat gugus pergi terlepas dengan membawa pasangan elektron, nukleofil memberikan pasangan elektronnya untuk dijadikan pasangan elektron dengan karbon. Notasi 2 menyatakan bahwa reaksi adalah bimolekuler, yaitu nukleofil dan substrat terlibat dalam langkah penentu kecepatan reaksi dalam mekanisme reaksi.
Adapun ciri reaksi SN2 adalah:
Karena nukleofil dan substrat terlibat dalam langkah penentu kecepatan reaksi, maka kecepatan reaksi tergantung pada konsentrasi kedua spesies tersebut.
Reaksi terjadi dengan pembalikan (inversi) konfigurasi. Misalnya jika kita mereaksikan (R)-2-bromobutana dengan natrium hidroksida, akan diperoleh (S)-2-butanol.Ion hidroksida menyerang dari belakang ikatan C-Br. Pada saat substitusi terjadi, ketiga gugus yang terikat pada karbon sp3 kiral itu seolah-olah terdorong oleh suatu bidang datar sehingga membalik. Karena dalam molekul ini OH mempunyai perioritas yang sama dengan Br, tentu hasilnya adalah (S)-2-butanol. Jadi reaksi SN2 memberikan hasil inversi.
Jika substrat R-L bereaksi melalui mekanisme SN2, reaksi terjadi lebih cepat apabila R merupakan gugus metil atau primer, dan lambat jika R adalah gugus tersier. Gugus R sekunder mempunyai kecepatan pertengahan. Alasan untuk urutan ini adalah adanya efek rintangan sterik. Rintangan sterik gugus R meningkat dari metil < primer < sekunder < tersier. Jadi kecenderungan reaksi SN2 terjadi pada alkil halida adalah: metil > primer > sekunder >> tersier.
Mekanisme SN1 adalah proses dua tahap. Pada tahap pertama, ikatan antara karbon dengan gugus pergi putus.
Gugus pergi terlepas dengan membawa pasangan elektron, dan terbentuklah ion karbonium. Pada tahap kedua (tahap cepat), ion karbonium bergabung dengan nukleofil membentuk produk
Pada mekanisme SN1, substitusi terjadi dalam dua tahap. Notasi 1 digunakan sebab pada tahap lambat hanya satu dari dua pereaksi yang terlibat, yaitu substrat. Tahap ini sama sekali tidak melibatkan nukleofil.
Berikut ini adalah ciri-ciri suatu reaksi yang berjalan melalui mekanisme SN1:
Kecapatan reaksinya tidak tergantung pada konsentrasi nukleofil. Tahap penentu kecepatan reaksi adalah tahap pertama di mana nukleofil tidak terlibat.
Jika karbon pembawa gugus pergi adalah bersifat kiral, reaksi menyebabkan hilangnya aktivitas optik karena terjadi rasemik. Pada ion karbonium, hanya ada a gugus yang terikat pada karbon positif. Karena itu, karbon positif mempunyai hibridisasi sp2 dan berbentuk planar. Jadi nukleofil mempunyai dua arah penyerangan, yaitu dari depan dan dari belakang. Dan kesempatan ini masing-masing mempunyai peluang 50 %. Jadi hasilnya adalah rasemit. Misalnya, reaksi (S)-3-bromo-3-metilheksana dengan air menghasilkan alkohol rasemik.
X yang melalui mekanisme SN1 akan berlangsung cepat jika R merupakan struktur tersier, dan lambat jika R adalah struktur primer. Hal ini sesuai dengan urutan kestabilan ion karbonium, 3o-Spesies antaranya (intermediate species) adalah ion karbonium dengan geometrik planar sehingga air mempunyai peluang menyerang dari dua sisi (depan dan belakang) dengan peluang yang sama menghasilkan adalah campuran rasemik Reaksi substrat R > 2o >> 1o.
Bahan Diskusi :
Apa yang menyebabkan Ikatan tunggal C-C memiliki tingkat energy yang lebih tinggi dibandingkan dengan C-C rangkap dua ataupun tiga ?
Ikatan karbon-karbon adalah ikatan kovalen antara dua atom karbon. Bentuk yang paling umum adalah ikatan tunggal: ikatan yang tersusun atas dua elektron, satu dari masing-masing dua atom. Ikatan tunggal karbon-karbon adalah ikatan sigma dan dikatakan terbentuk dari satu orbital hibrid dari masing-masing atom karbon. Dalam etana, orbital sp3 adalah orbital hibrid, tetapi ikatan tunggal terbentuk antara atom karbon dengan hibridisasi lain memang terjadi (misalnya sp2 ke sp2). Bahkan, atom karbon dalam ikatan tunggal tidak perlu dari hibridisasi yang sama.
Percabangan juga sering terjadi pada C-C kerangka. Atom karbon yang berbeda dapat diidentifikasi sehubungan dengan jumlah karbon tetangga:
1) Atom karbon primer: satu atom karbon tetangga
2) Atom karbon sekunder: dua atom karbon tetangga
3) Tersier atom karbon: tiga atom karbon tetangga
4) Kuartener atom karbon: empat atom karbon tetangga
Reaksi ikatan pembentukan karbon-karbon adalah reaksi organik di mana ikatan karbon-karbon baru terbentuk.
Pembentukan Ikatan C-C
1 . Melalui reaksi radikal bebas
Tidak terkendali, dapat melakukan reaksi berantai (tidak digunakan dalam sintesis).
2 . Melalui reaksi antara C+ dengan C-
Lebih terkendali (digunakan dalam sintesis).
Contoh lain reaksi yang membentuk ikatan karbon-karbon adalah reaksi Aldol, reaksi Diels-Alder, penambahan reagen Grignard ke grup karbonil, reaksi Heck, reaksi Michael dan reaksi Wittig.
Penyerangan Elektrofilik dan Nukleofilik
Reaksi substitusi adalah reaksi penggantian atom atau gugus atom oleh atom atau gugus atom lain. Jadi dalam reaksi substutisu suatu atom atau gugus atom yang terdapat dalam rantai utama akan meninggalkan rantai utama tersebut dan tempatnya yang kosong akan diganti oleh atom atau gugus atom yang lain. Berdasarkan pereaksi yang yang dipergunakan, reaksi substitusi dapat dibedakan menjadi (a) reaksi substitusi radikal bebas; (b) reaksi substitusi nukleofilik; dan (c) reaksi substitusi elektrofilik.
Reaksi Substitusi Elektrofilik
Reaksi susbtitusi dapat berlangsung secara substitusi pertama, kedua, ketiga dan seterusnya. Substitusi elektrofil dapat pada senyawa alifatik maupun aromatik. Untuk susbtitusi elektrofil alifatik salah satunya dapat berlangsung raksi substitusi karbonil alfa.
Reaksi substitusi elektrofilik merupakan reaksi pergantian elektrofil. Elektrofil merupakan kebalikan dari nukleofil. Elektrofil merupakan spesi yang tertarik pada muatan negatif. Jadi elektrofil merupakan suatu asam Lewis. Pada umumnya reaksi substitusi elektrofilik yang disubstitusi adalah H+ atau asam Lewis. Reaksi SE dapat terjadi pada senyawa benzena atau benzena tersubstitusi. Contoh reaksi SE benzena, meliputi: nitrasi, sulfonasi, halogenasi, alkilasi, asilasi, reaksi substitusi elektrofilik substituen EDG benzena monosubstitusi, reaksi substitusi elektrofilik substituen EWG benzena monosubstitusi dan reaksi substitusi elektrofilik benzena disubstitusi.
Reaksi Substitusi Nukleofil
Sebuah spesies (ion atau molekul) yang tertarik kuat ke sebuah daerah yang bermuatan positif pada sesuatu yang lain. Nukleofil dapat berupa ion negatif penuh, atau lainnya yang memiliki muatan kuat di suatu tempat pada sebuah molekul. Nukleofil juga dapat berperilaku sebagai basa Lewis. Penyerangan nukleofilik dapat berlangsung salah satunya melalui reaksi substitusi.
Reaksi substitusi nukleofilik terjadi apabila gugus yang mengganti merupakan pereaksi nukleofil. Contoh reaksi substitusi nukleofilik adalah reaksi antara etanol dengan asam bromida menghasilkan etil-bromida.
Reaksi Substitusi Nukleofilik Suatu nukleofil (Z:) menyerang alkil halida pada atom karbon hibrida-sp3 yang mengikathalogen (X), menyebabkan terusirnya halogen oleh nukleofil. Halogen yang terusir disebut gugus pergi. Nukleofil harus mengandung pasangan elektron bebas yang digunakan untuk membentuk ikatan baru dengan karbon. Hal ini memungkinkan gugus pergi terlepas dengan membawa pasangan elektron yang tadinya sebagai elektron ikatan. Ada dua persamaan umum yang dapat dituliskan:
Contoh masing-masing reaksi adalah:
Mekanisme Reaksi Substitusi Nukleofilik Pada dasarnya terdapat dua mekanisme reaksi substitusi nukleofilik. Mereka dilambangkan dengan SN2 dan SN1.
Mekanisme SN2 adalah proses satu tahap yang dapat digambarkan sebagai berikut:
Nukleofil menyerang dari belakang ikatan C-X. Pada keadaan transisi, nukleofil dan gugus pergi berasosiasi dengan karbon di mana substitusi akan terjadi. Pada saat gugus pergi terlepas dengan membawa pasangan elektron, nukleofil memberikan pasangan elektronnya untuk dijadikan pasangan elektron dengan karbon. Notasi 2 menyatakan bahwa reaksi adalah bimolekuler, yaitu nukleofil dan substrat terlibat dalam langkah penentu kecepatan reaksi dalam mekanisme reaksi.
Adapun ciri reaksi SN2 adalah:
Karena nukleofil dan substrat terlibat dalam langkah penentu kecepatan reaksi, maka kecepatan reaksi tergantung pada konsentrasi kedua spesies tersebut.
Reaksi terjadi dengan pembalikan (inversi) konfigurasi. Misalnya jika kita mereaksikan (R)-2-bromobutana dengan natrium hidroksida, akan diperoleh (S)-2-butanol.Ion hidroksida menyerang dari belakang ikatan C-Br. Pada saat substitusi terjadi, ketiga gugus yang terikat pada karbon sp3 kiral itu seolah-olah terdorong oleh suatu bidang datar sehingga membalik. Karena dalam molekul ini OH mempunyai perioritas yang sama dengan Br, tentu hasilnya adalah (S)-2-butanol. Jadi reaksi SN2 memberikan hasil inversi.
Jika substrat R-L bereaksi melalui mekanisme SN2, reaksi terjadi lebih cepat apabila R merupakan gugus metil atau primer, dan lambat jika R adalah gugus tersier. Gugus R sekunder mempunyai kecepatan pertengahan. Alasan untuk urutan ini adalah adanya efek rintangan sterik. Rintangan sterik gugus R meningkat dari metil < primer < sekunder < tersier. Jadi kecenderungan reaksi SN2 terjadi pada alkil halida adalah: metil > primer > sekunder >> tersier.
Mekanisme SN1 adalah proses dua tahap. Pada tahap pertama, ikatan antara karbon dengan gugus pergi putus.
Gugus pergi terlepas dengan membawa pasangan elektron, dan terbentuklah ion karbonium. Pada tahap kedua (tahap cepat), ion karbonium bergabung dengan nukleofil membentuk produk
Pada mekanisme SN1, substitusi terjadi dalam dua tahap. Notasi 1 digunakan sebab pada tahap lambat hanya satu dari dua pereaksi yang terlibat, yaitu substrat. Tahap ini sama sekali tidak melibatkan nukleofil.
Berikut ini adalah ciri-ciri suatu reaksi yang berjalan melalui mekanisme SN1:
Kecapatan reaksinya tidak tergantung pada konsentrasi nukleofil. Tahap penentu kecepatan reaksi adalah tahap pertama di mana nukleofil tidak terlibat.
Jika karbon pembawa gugus pergi adalah bersifat kiral, reaksi menyebabkan hilangnya aktivitas optik karena terjadi rasemik. Pada ion karbonium, hanya ada a gugus yang terikat pada karbon positif. Karena itu, karbon positif mempunyai hibridisasi sp2 dan berbentuk planar. Jadi nukleofil mempunyai dua arah penyerangan, yaitu dari depan dan dari belakang. Dan kesempatan ini masing-masing mempunyai peluang 50 %. Jadi hasilnya adalah rasemit. Misalnya, reaksi (S)-3-bromo-3-metilheksana dengan air menghasilkan alkohol rasemik.
X yang melalui mekanisme SN1 akan berlangsung cepat jika R merupakan struktur tersier, dan lambat jika R adalah struktur primer. Hal ini sesuai dengan urutan kestabilan ion karbonium, 3o-Spesies antaranya (intermediate species) adalah ion karbonium dengan geometrik planar sehingga air mempunyai peluang menyerang dari dua sisi (depan dan belakang) dengan peluang yang sama menghasilkan adalah campuran rasemik Reaksi substrat R > 2o >> 1o.
Bahan Diskusi :
Apa yang menyebabkan Ikatan tunggal C-C memiliki tingkat energy yang lebih tinggi dibandingkan dengan C-C rangkap dua ataupun tiga ?
Bagaimana perbandingan mekanisme substitusi SN1 dan SN2 ?
Terima kasih atas materinya risma
BalasHapusUntuk pertanyaan nmr 2 mengenai perbandingan Sn1 dan Sn2
SN2
- Reaksi serempak/ serangan dari belakang
- Bereaksi dengan nukleofilik (Nu) kuat/basa lewis.
- OH, -OR, -CN
- Bereaksi baik dengan alkil halida primer dan sekunder, Halida anilik dan benzyl halida
- Pelarut non polar/polar aprotic
SN1
- proses melalui 2 tahap
- Bereaksi dengan nukleofil lamah/basa lewis, ex: H2O, ROH
- Bereaksi baik dengan alkil
Tersier > sekunder (lambat), Halida anilik dan benzyl halida
- Pelarut polar/ polar protic
Semoga bermanfaat
Menurut saya untuk jawaban no. 1 Ikatan tunggal C-C memiliki tingkat energy yang lebih tinggi dibandingkan dengan C-C rangkap dua ataupun tiga Hal ini dikarenakan adanya perbandingan ikatan yang saling tumpang tindih dimana pada ikatan tunggal, terjadi ikatan sigma sedangkan pada ikatan rangkap terjadi ikatan phi. Dimana ikatan sigma lebih kuat daripada ikatan phi. Sehingga tingkat energinya yaitu C-C > C=C. Selain itu ikatan C-C sangat kuat karena atom Karbon ukurannya sangat kecil. jadi ikatan kovalen yang terbentuk sangat dekat dengan inti sehingga daya tarik inti memperbesar daya tarik ikatan ini. semakin besar daya tarik ikatan maka semakin besar energi yang dibutuhkan untuk memutus ikatan ini.
BalasHapusMenurut saya untuk jawaban no. 1 Ikatan tunggal C-C memiliki tingkat energy yang lebih tinggi dibandingkan dengan C-C rangkap dua ataupun tiga Hal ini dikarenakan adanya perbandingan ikatan yang saling tumpang tindih dimana pada ikatan tunggal, terjadi ikatan sigma sedangkan pada ikatan rangkap terjadi ikatan phi. Dimana ikatan sigma lebih kuat daripada ikatan phi. Sehingga tingkat energinya yaitu C-C > C=C. Selain itu ikatan C-C sangat kuat karena atom Karbon ukurannya sangat kecil. jadi ikatan kovalen yang terbentuk sangat dekat dengan inti sehingga daya tarik inti memperbesar daya tarik ikatan ini. semakin besar daya tarik ikatan maka semakin besar energi yang dibutuhkan untuk memutus ikatan ini.
BalasHapusTerimakasih atas materinya.
BalasHapusSaya akan coba mnjwab.
1. Apa yang menyebabkan Ikatan tunggal C-C memiliki tingkat energy yang lebih tinggi dibandingkan dengan C-C rangkap dua ataupun tiga ?
Hal ini dikarenakan adanya perbandingan ikatan yang saling tumpang tindih dimana pada ikatan tunggal, terjadi ikatan sigma sedangkan pada ikatan rangkap terjadi ikatan phi. Dimana ikatan sigma lebih kuat daripada ikatan phi. Sehingga tingkat energinya yaitu C-C > C=C. Selain itu ikatan C-C sangat kuat karena atom Karbon ukurannya sangat kecil. jadi ikatan kovalen yang terbentuk sangat dekat dengan inti sehingga daya tarik inti memperbesar daya tarik ikatan ini. semakin besar daya tarik ikatan maka semakin besar energi yang dibutuhkan untuk memutus ikatan ini.
2. Bagaimana perbandingan mekanisme substitusi SN1 dan SN2 ?
SN2
- Reaksi serempak/ serangan dari belakang
- Bereaksi dengan nukleofilik (Nu) kuat/basa lewis.
- OH, -OR, -CN
- Bereaksi baik dengan alkil halida primer dan sekunder, Halida anilik dan benzyl halida
- Pelarut non polar/polar aprotic
SN1
- proses melalui 2 tahap
- Bereaksi dengan nukleofil lamah/basa lewis, ex: H2O, ROH
- Bereaksi baik dengan alkil
Tersier > sekunder (lambat), Halida anilik dan benzyl halida
- Pelarut polar/ polar protic
Terimakasih atas penjelasannya, saya akan mencoba menjawab pertanyaannya
BalasHapus1.Hal ini dikarenakan adanya perbandingan ikatan yang saling tumpang tindih dimana pada ikatan tunggal, terjadi ikatan sigma sedangkan pada ikatan rangkap terjadi ikatan phi. Dimana ikatan sigma lebih kuat daripada ikatan phi. Sehingga tingkat energinya yaitu C-C > C=C. Selain itu ikatan C-C sangat kuat karena atom Karbon ukurannya sangat kecil. jadi ikatan kovalen yang terbentuk sangat dekat dengan inti sehingga daya tarik inti memperbesar daya tarik ikatan ini. semakin besar daya tarik ikatan maka semakin besar energi yang dibutuhkan untuk memutus ikatan ini.
Terimakasih :)
Terimakasih atas penjelasan yang telah anda jabarkan
BalasHapusmenurut saya untuk
1. Faktor yang dapat menyebabkan Ikatan tunggal C-C memiliki tingkat energy yang lebih tinggi dibandingkan dengan C-C rangkap dua ataupun tiga dikarenakan adanya perbandingan ikatan yang saling tumpang tindih dimana pada ikatan tunggal, terjadi ikatan sigma sedangkan pada ikatan rangkap terjadi ikatan phi. Dimana ikatan sigma lebih kuat daripada ikatan phi. Sehingga tingkat energinya yaitu C-C > C=C. Selain itu ikatan C-C sangat kuat karena atom Karbon ukurannya sangat kecil. jadi ikatan kovalen yang terbentuk sangat dekat dengan inti sehingga daya tarik inti memperbesar daya tarik ikatan ini. semakin besar daya tarik ikatan maka semakin besar energi yang dibutuhkan untuk memutus ikatan ini.
Terimakasih atas materi yang saudari sampaikan
BalasHapusSaya akan menjawab pertannyan yang ada
1. Apa yang menyebabkan Ikatan tunggal C-C memiliki tingkat energy yang lebih tinggi dibandingkan dengan C-C rangkap dua ataupun tiga ?
Hal ini dikarenakan adanya perbandingan ikatan yang saling tumpang tindih dimana pada ikatan tunggal, terjadi ikatan sigma sedangkan pada ikatan rangkap terjadi ikatan phi. Dimana ikatan sigma lebih kuat daripada ikatan phi. Sehingga tingkat energinya yaitu C-C > C=C. Selain itu ikatan C-C sangat kuat karena atom Karbon ukurannya sangat kecil. jadi ikatan kovalen yang terbentuk sangat dekat dengan inti sehingga daya tarik inti memperbesar daya tarik ikatan ini. semakin besar daya tarik ikatan maka semakin besar energi yang dibutuhkan untuk memutus ikatan ini.
2. Bagaimana perbandingan mekanisme substitusi SN1 dan SN2 ?
SN2
- Reaksi serempak/ serangan dari belakang
- Bereaksi dengan nukleofilik (Nu) kuat/basa lewis.
- OH, -OR, -CN
- Bereaksi baik dengan alkil halida primer dan sekunder, Halida anilik dan benzyl halida
- Pelarut non polar/polar aprotic
SN1
- proses melalui 2 tahap
- Bereaksi dengan nukleofil lamah/basa lewis, ex: H2O, ROH
- Bereaksi baik dengan alkil
Tersier > sekunder (lambat), Halida anilik dan benzyl halida
- Pelarut polar/ polar protic
Semoga bermanfaat