Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2017

Gugus Pergi dan Pengaruh Gugus Tetangga

Gambar
Pada  kimia organik  maupun  anorganik , substitusi nukleofilik adalah suatu kelompok dasar  reaksi   substitusi , dimana sebuah  nukleofil  yang "kaya" elektron, secara selektif berikatan dengan atau menyerang muatan positif dari sebuah  gugus kimia  atau atom yang disebut  gugus lepas  (leaving group). Reaksi substitusi nukleofilik sangat umum dijumpai pada kimia organik, dan reaksi-reaksi ini dapat dikelompokkan sebagai reaksi yang terjadi pada karbon  alifatik , atau pada karbon  aromatik  atau karbon tak jenuh lainnya (lebih jarang). Menurut  kinetikanya , reaksi substitusi nukleofilik dapat dikelompokkan menjadi reaksi  SN1  dan  SN2 . Gugus pergi (Leaving groups): gugus pergi yang baik diperlukan seperti halida (-X) atau tosilat karena “gugus pergi” jelas terlibat dalam tahap pembentukan karbokation. Hati-hati terhadap reaksi penataan ulang (baik geseran hidrida maupun metida) pada jalur SN1 karena ingat di sini terjadi pembentukan karbokation sebagai zat intermed

Pembentukan ikatan C-C, Penyerangan Elektrofilik dan Nukleofilik

Karbon adalah salah satu dari beberapa elemen yang dapat membentuk rantai panjang atom sendiri, yang disebut katenasi. Hal ini ditambah dengan kekuatan ikatan karbon-karbon menimbulkan sejumlah besar bentuk molekul, banyak yang merupakan elemen struktural penting dari kehidupan, sehingga senyawa karbon memiliki bidang mereka sendiri studi: kimia organik. Ikatan karbon-karbon adalah ikatan kovalen antara dua atom karbon. Bentuk yang paling umum adalah ikatan tunggal: ikatan yang tersusun atas dua elektron, satu dari masing-masing dua atom. Ikatan tunggal karbon-karbon adalah ikatan sigma dan dikatakan terbentuk dari satu orbital hibrid dari masing-masing atom karbon. Dalam etana, orbital sp3 adalah orbital hibrid, tetapi ikatan tunggal terbentuk antara atom karbon dengan hibridisasi lain memang terjadi (misalnya sp2 ke sp2). Bahkan, atom karbon dalam ikatan tunggal tidak perlu dari hibridisasi yang sama. Percabangan juga sering terjadi pada C-C kerangka. Atom karbon yang berbeda dapat

Reaksi Substitusi Kedua pada Cincin Aromatik, Pengarah orto, meta, para

Gambar
Benzena merupakan senyawa yang kaya akan elektron, sehingga sifat yang menonjol dari benzena adalah mudah untuk melakukan substitusi elektrofilik. Reaksi dapat belangsung jika reagen elektrofil E+ (suka elektron) menyerang cincin aromatis dengan mengganti salah satu atom hidrogen. Beberapa reaksi substitusi yang sering dijumpai pada cincin benzena adalah halogenasi, nitrasi, sulfonasi, alkilasi, alkilasi Friedel-Crafts, dan asilasi Friedel-Crafts. Reaksi yang paling utama dari senyawa aromatik adalah reaksi substitusi aromatik elektrofilik. Suatu elektrofilik digambarkan sebagai (E+) yang akan bereaksi dengan cincin aromatic dengan menggantikan satu atom hidrogen. Banyak substituen yang dapat bereaksi dengan senyawa aromatik melalui reaksi substitusi elektrofilik. Bergantung dari reagennya, aromatik dapat bereaksi dengan halogen (—F, —Cl, —Br, dan —I), nitrat (gugus –NO2), sulfonat (gugus —SO3H), alkil (—R), dan asil (—COR). Dengan menggunakan beberapa bahan baku yang sederhana, rek